Kabupaten Kepulauan Talaud
Headlines News :
Home » » 32 hari di Las Palmas (Pulau Miangas) dan Manado

32 hari di Las Palmas (Pulau Miangas) dan Manado

Written By Unknown on Minggu, 10 Agustus 2014 | 15.51

32 hari di Las Palmas (Pulau Miangas) dan Manado
Oleh: Mahasiswa UI KKN DI Miangas


Aku mencoba memasuki area tersebut. Dan tak kusangka ternyata teman-temanku yang lain telah berkumpul ditempat itu. Ketika aku memasuki ruangan itu, aku langsung ditarik untuk bernyanyi lagu Kemesraan. Dasar, teman-temanku,, tapi akhirnya kami menikmati acara karokean bersama tersebut dan tercipta kekompakan antara kami dengan seluruh awak kapal dan murid-murid SMP dan SMK tersebut.
Setelah lama berputar-putar di sekitar pulau, akhirnya kapal merapat sekitar pk. 18.00 WITA, dan sayangnya kapal tidak dapat merapat sempurna dan menurunkan tangganya karena angin yang terlalu kencang, alhasil kami harus menurunkan barang-barang terlebih dahulu dengan cara diayun dari kapal ke dermaga dan setelah itu kami Turun dengan cara melompat dari kapal ke dermaga sekitar 1 meter, sungguh petualangan yang sangat menegangkan di awal namun menyenangkan, memasuki pulau ini saja kami harus melompat dari kapal, tapi dengan bantuan ayunan tangan beberapa awak kapal.
Akhirnya kami semua dapat turun dengan selamat ke dermaga dan langsung dikawal menuju tempat dimana kami disambut dengan tari-tarian adat dan ucapan selamat datang dan sambutan dalam bahasa Talaud oleh Mangkubumi I.
Kami diiring untuk masuk ke dalam pemukiman di Pulau tersebut dan disambut lagi oleh Bapak Camat, Danramil, Kepala Desa, dan beberapa petinggi di Pulau tersebut di Pendopo Utama Pulau Miangas. Jalan menuju ke Pendopo kulewati dengan penuh perasaan yang terkejut dan tak pernah kusangka sebelumnya. Pulau ini bukan seperti pulau terpencil kebanyakan. Pulau ini sudah sangat bagus untuk daerah terpencil. Rumah-rumah sudah dalam bentuk beton yang telah diplester dan sebagian telah dicat, tiap rumah yang kelewati hampir seluruhnya telah memiliki TV dan Parabola.
Ada yang telah memiliki Kulkas, dan genset. Penerangan sangat baik di malam hari, walaupun lisrik hanya sampai jam 12 malam. Dan alangkah terkejutnya aku ketika mendengar begitu kencangnya musik dari DVD dan VCD yang dipasang di tiap rumah.
Seperti sedang ada pesta, begitulah kerasnya bunyi nyanyian dan lagu yang dipasang oleh tiap rumah. Wah, wah, padahal aku sudah bersiap-siap untuk tidak mandi, tidak ada WC, tidak ada TV, tidak ada jajanan, namun semua yang kulihat sangat bertentangan. Namun daripada itu semua satu hal yang kurang di tempat indah ini, sinyal hp yang tidak masuk kesetiap wilayah pulau ini, hanya di sekitar pendopo dan kantor camat saja, alhasil aku hanya bisa ber hp ria ataupun bersms ria apabila sedang acara pengarahan di sekitar pendopo saja. Setelah kami mendengarkan pengarahan, sambutan, dan peraturan-peraturan yang disampaikan oleh Mangkubumi dan Pak Camat, kami pun langsung mendapat pembagian rumah tempat tinggal dan kamar.
Aku mendapat rumah keluarga Talolang – Tine (Talolang adalah Fam (marga ayah) dan Tine adalah marga ibu). Aku mendapat Roomate yakni Kayak Ratu Ayu Asih (Ka Ayu, mahasiswi HI UI 2005). Selama satu bulan ini aku bersama dia dalam satu kamar, seperti saudara saja. Di rumah tersebut aku dan k’ayu diperlakukan sangat baik dan sudak seperti anak sendiri. Aku merasa seperti di rumah.
Panggilan untuk Bapak adalah Bapak, dan untuk ibu adalah Mamak. Mereka adalah salah satu keluarga kristen yang baik dan taat beribadah. Rumahnya baik dan telah memenuhi syarat rumah sehat. Bapak selalu menimba air di pagi hari, sehingga kami tidak perlu repot-repot menimba, padahal teman-teman kami yang lainnya selalu menimba air bersama dengan bapak dan mamak tempat mereka tinggal namun Bapak Talolang tidak pernah membiarkan kami untuk menimba, service abiz,, Mamak Ria Tine juga selalu memberikan kami kesempatan untuk makan duluan dan memasak makanan yang enak-enak sehingga tak heran jika teman-teman kami dari kelompok-kelompok lain suka bersantai di rumah kami sekalian makan dan minum.
Haha.. di rumah tersebut, Bapak dan Mamak Talolang juga memiliki anak laki-laki berusia 7tahun yang bernama Novandri Talolang. Adik kami ini duduk di kelas 2 SDN Miangas. Aku juga sering mengantarkannya ke sekolah yang tak jauh dari Rumah tempat kami tinggal.
Malam itu, kami sampai di rumah pk. 19.00 WITA, aku langsung memasuki ruang kamar yang baik, dengan tempat tidur untuk 2 orang dan dilengkapi dengan meja belajar. Kubuka tasku dan kuletakkan bajuku di meja-meja tersebut, dan Mama Tine memberikanku meja satu lagi khusus untuk tempat buku-buku hukum yang sengaja kubawa dari Depok untuk kupelajari dalam memberikan Penyuluhan Hukum bagi masyarakat. Aku sangat nyaman berada di rumah tersebut. Satu jam kemudian, datang seorang remaja wanita yang bernama Ria yang mengajak kami berbincang dan mengajak kami berkeliling Pulau di malam hari melihat rumah-rumah penduduk, dan malam itu ternyata terdapat suatu acara pesta pernikahan antara penduduk Miangas, letaknya tak jauh dari rumah kami.
Seketika itu juga kami langsung diajak bergabung untuk berdansa bersama dengan pemuda/i di pulau itu. Ah, ternyata tidak hanya pemuda-pemudi yang sangat lihai berdansa, bapak-bapak dan ibu-ibunya juga sangat lihai berdansa bersama. Malam itu kami habiskan dengan berbincang dan berdansa bersama, dan setelah itu kami pun beristirahat untuk melanjutkan kegiatan keesokan harinya.
Jumat, 17 Juli 2009
Pagi ini kami ke pantai bersama, yak, biasalah masih awal-awal agak kemaruk dengan keindahan pantai
kami kumpul dan briefing di Pendopo untuk membicarakan setiap perencanaan yang akan dilaksanakan oleh masing-masing kelompok.
Briefing ini adalah program rutin yang dilaksanakan setiap pagi oleh seluruh peserta K2N bersama dengan dosen pembimbing. Pagi ini terdapat beberapa kesepakatan yakni:
- Kegiatan berhenti pada pk. 17.00 WITA dan setiap hari Minggu libur, karena penduduk mayoritas Kristen dan beribadah pada hari Minggu.
- Kalau bisa tidak ada yang keluar di atas jam 11 malam, jika ada sebaiknya wanita jangan berjalan sendiri
- Akan diadakan Kerja Bakti di sekitar pulau
- Briefing malam diadakan di Pendopo setiap pk. 19.30 WITA setelah makan malam di Dapur Umum
- Buku harian dikumpulkan ke kakak pembimbing dan kemudian dikumpul setiap harinya kepada dosen pembimbing
- Jika tidak mengumpulkan buku harian, tidak akan diperiksa untuk hari tersebut, maka akan lanjut ke hari berikutnya, jadi isi buku diari tiap hari ya.
- Dalam tiga hari ini adalah masa untuk mencari tahu dan wawancara pada penduduk maupun pejabat setempat guna menyesuaikan diri untuk program-program yang akan dikerjakan selanjutnya.
- Koordinasikan jadwal kegiatan dengan kelompok lain agar tidak bentrok
Lalu setelah briefing pagi kami bekerjasama satu tim untuk mengambil barang yakni logistik keperluan tiap – tiap kelompok di Mess POSAL, tempat seluruh logistik UI berada. Setelah itu kami berkumpul Kelompok V untuk bagi tugas dan sasaran. Tugas kami masing-masing dalam satu kelompok Kerajinan Tangan dalam 3 hari ini:
- Pendekatan dan wawancara ke Pengrajin, yang dikerjakan oleh Ima dan Getar
- Pendekatan dan wawancara ke Guru TK dan Anak-anak, yang dikerjakan oleh Ao, Paty, dan Ayu
- Pendekatan dan wawancara ke Pemuda/i, yang dikerjakan oleh Cantika dan AJ
- Pendekatan ke pemuda/i secara khusus setelah kebaktian di gereja, yang dikerjakan oleh Paty dan Lasma
- Gol akhir : akan ada Rumah Pameran Karya Kerajinan Tangan
Seperti biasa kami secepatnya pergi ke Dapur Umum untuk makan siang bersama, karena sudah laper ga inget saudara lagi, yang penting lahap, namun saat – saat makan siang bersama juga membuat kami lebih kompak tentunya dengan guyonan yang selalu ada setiap saat oleh tim kreatif seluruh kelompok V, haha,,ada-ada saja yang membuat kami terpingkal-pingkal setiap kali makan siang, kali ini kami ngeceng-in (ngeledekin jahil) si Ar dan Getar yang memang dari awal kami lihat bersama terus-menerus, sehingga proyek pertama kami ialah mereka berdua.
Kayanya memang mereka sangat dekat. Haha.,,Setelah kenyang kami pergi ke Pos AL untuk bersama-sama mengepack hadiah-hadiah yang kami persiapkan untuk lomba – lomba kerajinan tangan yang akan kamii selenggarakan untuk anak-anak dan remaja pada hari-hari berikutnya. Sementara kami mengepak dengan asyiknya bersama dengan guyonan dan candaan ria ngeceng-in Ar dan Getar dengan puasnya. Sekitar 1, 5 jam kami bersama di dekat Mess Posal.
Lalu datang B’Edo yang menugaskan kami untuk menuliskan nama UI pada setiap gelas-gelas plastik yang telah dibawa dari Depok untuk tempat minum kami selama sebulan di Miangas. Sekitar 100 gelas plastik berwarna oranye dan hijau kami selesaikan. Setelah itu kami pun ke pantai dekat Posal dan menikmati waktu bersama kami di pantai. Hmmh, senangnya.........kami berpikir pantai ini indah sekali, teman-teman lain banyak yang pada nyebur, namun mengingat tugas kami masih banyak kami berpikir nanti saja nyeburnya, setelah kami berfoto, kami pun pergi untuk menemui Pak Kades untuk membuat janji, namun sore itu Pak Kades belum ada di rumah, lalu kami berubah haluan ke Dapur Umum untuk menyantap makan malam kami dan berencana untuk membuat janji untuk bertemu dengan Pak Kepala Desa (untuk menanyakan tentang masyarakat dan konfirmasi mengenai kegiatan kami selama di Miangas, khususnya kelompok Kerajinan Tangan.
Malamnya ke rumah Pak Kades, namun tertunda karena Pak Kades kedatangan tamu untuk membicarakan tentang Pembangunan Talud. Sedangkan untuk Kelompok Penyuluhan Hukum terdapat perencanaan untuk melakukan beberapa aktivitas yakni :
- Wawancara dalam minggu pertama ke rumah-rumah, ambil sample, dan diskusikan masalah dengan dosen pembimbing
- Penyuluhan ke rumah-rumah secara personal dan wawancara kembali
- Gol Akhir : Buat Penyuluhan Besar di Pendopo dengan topik sesuai dengan permasalahan penduduk.
Sabtu, 18 Juli 2009
Pagi ini kami mengikuti Briefing seperti biasa dan setalah itu kami ke rumah Pak Kades untuk membuat janji berbincang dengan Pak Kades, namun ketika itu kami tidak bertemu dengan Pak Kades melainkan dengan ibu kades dan kami berbincang dengan Ibu Kades untuk mengkoordinasikan seluruh ibu-ibu PKK dan Drama Wanita untuk Pelatihan Kerajinan Tangan. Ibu kades juga menyarankan kami untuk bertemu Oma Paulina (salah satu pengrajin tikar anyaman pandan) pada hari itu juga. Namun ketika kami bertemu dengan oma Paulina, kami tidak dapat berbicara langsung dengannya karena adanya gangguan pendengaran. Dan saat itu kami mendapat informasi dari Bapak Sekretaris Camat untuk secepatnya menemui Bang Yan Pratama (Ketua Pemuda Miangas) untuk dapat mengkoordinir para pemuda untuk membantu setiap program yang kami rencanakan.
Sesaat setelah dari rumah Oma Paulin kami ke rumah Bang Yan Pratama yang dipandu jalan oleh Bapak Sekretaris Camat. Ketika kami sampai hanya isteri abang tersebut yang membukakan pintu, karena Bang Yan tidak berada di rumah pada saat itu. Kami dipersilakan masuk oleh isteri Bang Yang dan kami menjelaskan maksud kami untuk membuat Pelatihan dan merangkul Pemuda untuk mengembangkan kerajinan tangan di Pulau ini. Kami memberikan buku panduan kuning yang telah kami susun sebelumnya dari Depok.
Mereka sangat tertarik dan antusias dalam mengikuti dan membantu program ini. Kami sangat senang hari ini karena kami dapat bersosialisasi dengan beberapa penduduk Miangas, mereka terlihat sangat ramah dan sangat terbuka untuk menerima kami beserta segudang kegiatan kami.
Kami kembali dari Rumah Bang Yan sekitar pk. 14.00 WITA dan berdiskusi lagi mengenai rundown acara pelatihan-pelatihan baik mengajar di Sekolah mata pelajaran SBK (Seni, Budaya dan Keterampilan) maupun pelatihan bagi pemuda-pemudi. Setelah itu kami belajar membuat Pensil Hias di Pendopo.
Pukul 15.00 WITA kami berdiskusi mengenai seluruh rangkaian program Penyuluhan Hukum di Pendopo. Kami sepakat untuk mengadakan penyuluhan dan wawancara dengan membagi kelompok yang diwawncara dalam beberapa kelompok pelayanan. Tetapi sebelum membagi-bagikan tugas untuk penyuluhan terlebih dahulu kami membuat pemetaan rumah-rumah penduduk yang kami dapatkan dari rumah Bapak Sekretaris Desa. Sekitar setengah jam kami menggambar pemetaan atas rumah-rumah ini dan akhirnya kami selesai dan mendapatkan beberapa pembagian pelayanan yang akan kami kunjungi dengan mengambil beberapa simple untuk melihat permasalahan hukum apa yang akan kami berikan dalam penyuluhan baik kerumah-rumah maupun dalam penyuluhan besar di Pendopo.
Setelah selesai membuat pemetaan, malamnya setelah makan malam, kami bertemu dengan K’Oce (salah satu pemudi) dan membuat janji dengannya untuk bertemu dengan seluruh pemuda untuk mensosialisasikan kegiatan kami kepada para pemuda.
Minggu, 19 Juli 2009
Hari ini aku bangun dengan sangat segar di pagi hari, aku mendengar suara adikku bernama Novandri yang sudah siap untuk mandi. Ya, hari ini adalah hari untuk beribadah di Sekolah Minggu bagi seluruh anak-anak Miangas di Gereja yang terletak di ujung jalur II dari Pulau ini. Aku pun sangat senang karena memang kebiasaanku di Depok juga adalah mengajar setiap hari Minggu. Pada saat itu aku dan adik Novandri berangkat bersama-sama untuk pergi ke Gereja dan sekolah minggu. Ketika aku sampai di Gereja, ternyata teman-temanku yang terdiri dari K’Edit, Jenny, Jeska, B’Jeffri telah berada di Gereja.
Kami berlima berkolaborasi mengajar adik-adik sekolah minggu, namun karena kata mereka jam terbangku lebih banyak, sehingga aku yang mengajarkan beberapa lagu baru kepada adik-adik sekolah minggu. Karena sudah terbiasa, akupun dengan leluasa mengajarkan mereka lagu 9 buah-buah Roh yang terdiri dari Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan dan Penguasaan diri.
Aku mengajarkan dengan beberapa gerakan dan tulisan bergambar. Sangat senang dan mengundang mereka untuk bersemangat bernyanyi. Kami mengajar sekitar setengah jam dan sekitar pk. 08.00 WITA sekolah minggupun berakhir dengan menyalami tangan kakak, yakni kami, secara berurutan menuju pintu keluar gereja.
Kami langsung menuju Dapur Umum yang letaknya tak jauh dari gereja, dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Kami menyantap makan pagi kami dengan lahapnya dan berbincang-bincang sebelum pk. 09.00 WITA kebaktian dewasa dimulai. Kami menuju gereja untuk mengikuti kebaktian dewasa di gereja. Walaupn badan agak letih, tapi kami tetap memberikan waktu untuk bersekutu bersama.
Kami mendengarkan khotbah dari Bapak Pendeta (di Pulau ini hanya ada 2 pendeta dan beberapa majelis gereja, pendeta yang satu adalah Bapak Pendeta, dan yang lainnya adalah Ibu Pendeta yakni Ibu Camat sendiri). Pada saat itu khotbah dibawakan oleh Bapak Pendeta, dan di akhir kebaktian terdapat lelang makanan dan minuman yang ditujukan untuk pembangunan gereja Miangas.
Seperti di gereja pada umumnya lelang tersebut adalah lelang dari kita, oleh kita dan untuk kita. Seluruh makanan adalah sumbangan dari jemaat yang dibagi tugasnya dalam tiap kelompok pelayanan tiap minggunya. Harga yang ditawarkan di awalpun beragam, mulai dari Rp. 2500, namun nanti harga dapat naik hingga Rp. 150.000,-.
Hal-hal yang kulakukan selama 32 hari sangat banyak dan memberi pembelajaran yang berarti mengenai kegiatan yang terjun langsung dalam dunia masyarakat, seperti :
- Mengajar baik di sekolah maupn kegiatan Sekolah Minggu
- Memberikan Penyuluhan Hukum dan Penyuluhan Kesehatan terhadap masyarakat
- Bersosialisasi dengan masyarakat
- Bernyanyi di acara Tujuh Belasan,,"Berkibarlah Benderaku", solo,,hahaha..
- Membuat Program Pelatihan dan Penyuluhan mengenai Pengembangan Kerajinan Tangan terhadap Pemuda/i Miangas
- Bersama-sama dengan Pemuda membantu mensukseskan Program Pembentukan Miangas Centre sebagai pusat informasi pengembangan pariwisata Miangas, dsb...bersenang - senang selama 32 hari di Pulau dan Pantai yang sangat-sangat privat dan jauh lebih indah dan bersih dari pulau-pulau yang ada di Jawa, Ancol,,kalah pastinya,, haha,,Lihat Foto Mahasiswa KKN UI Di Miangas
Share this post :

Posting Komentar

 
Template Created by Creating Website Published by Evert Sandye Taasiringan
Proudly powered by Blogger